Legislator Apresiasi Pelibatan LBM Eijkman Kembangkan Vaksin Covid-19
Anggota Komisi VII DPR RI Sulaiman Umar Siddiq. Foto : Azka/Man
Anggota Komisi VII DPR RI Sulaiman Umar Siddiq mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo yang menugaskan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman memimpin konsorsium untuk membuat atau mengembangkan vaksin anti-Covid-19. Menurutnya hal itu merupakan bagian yang tak terpisahkan dari upaya penanggulangan pandemi Covid-19 di Indonesia yang saat ini telah berekskalasi semakin cepat.
“Adapun relevansi penugasannya kepada LBM Eijkman, yang merupakan salah satu lembaga riset mitra kerja Komisi VII, untuk mengoptimalkan lembaga riset kita sendiri, yang memang memiliki kemampuan dan kapasitas. Serta agar kita tidak tergantung pada lembaga riset luar negeri dan bangsa lain dalam hal pengembangan vaksin, khususnya dalam konteks ini adalah vaksin anti-Covid-19,” kata Sulaiman dalam rilisnya, Rabu (25/3/2020).
Sebagai lembaga penelitian, tambah politisi dari Fraksi PDI-Perjuangan ini, khususnya penelitian biologi molekuler, LBM Einjkman memiliki pengalaman panjang meneliti dan menangani beberapa kasus infeksi virus seperti virus Flu Burung (HN51) , virus West-Nile, virus Sika, bahkan identifikasi virus-virus Corona. Selain itu LBM Eijkman juga memiliki kemampuan mengembangkan beberapa jenis vaksin.
Dalam konteks vaksin Covid-19, LBM Eijkman dapat menginisiasi pengembangan vaksin, sekalipun belum terdapat isolate virus SARS-Cov-2 melalui pendekatan insilico, apalagi bila sudah terdapat isolate virus. Dalam keadaan normal, pengembangan vaksin Corona membutuhkan waktu rata-rata 15 tahun. Namun menurut World Health Organization (WHO), penelitian untuk menemukan vaksin Covid-19 paling cepat 18 bulan.
Meski demikian Sulaiman yakin, untuk keadaan “darurat” semacam ini, LBM Eijkman dapat mengembangkan vaksin anti Covid-19 lebih cepat dari standar waktu yang diberikan WHO. Untuk itu, pihaknya mendorong lebih lanjut agar Pemerintah segera mengalokasikan anggaran kepada LBM Eijkman, bukan hanya anggaran rutin yang ada, tetapi juga sebagai bagian dari atau dimasukkan dalam anggaran penanggulangan pandemi Covid-19.
“Dengan demikian, LBM Eijkman dapat berkonsentrasi, bekerja dengan dan secara cepat dan tepat mengembangkan vaksin anti-Covid-19, agar segera bisa diproduksi untuk keperluan masyarakat Indonesia,” papar legislator daerah pemilihan (dapil) Kalimantan Selatan II itu. (ayu/sf)